Cara gue masuk pwk bisa dibilang
berliku-liku dan penuh drama. Kenapa drama? Soalnya penuh dengan tangisan.
Wkwk. Gimana nggak nangis, sedih rasanya berkali-kali ditolak sama PTN. Rasanya
tuh lebih menyakitkan daripada ditolak gebetan atau diputusin pacar. Rasanya
juga lebih nyesek daripada cinta bertepuk sebelah tangan. Lebay lu. Emang. Lah
suka-suka dong, kan gue yang ngerasain.
Kalau boleh cerita, cita-cita awal
gue sejak kelas 3 SD ingin jadi arsitek. Pokoknya kalau ditanya orang-orang mau
jadi apa atau mau lanjut kuliah apa, pasti gue jawab dengan pedenya kalau gue
ini calon arsitek. Saking kepengennya gue jadi arsitek, gue sampai nyari tahu
sedetail-detailnya mengenai dunia arsitektur dan bikin rencana hidup sampe 20
tahun kedepan seandainya gue beneran jadi arsitek (Rencana hidup 20 tahun?
Sudah terlihat bukan bakat gue sebagai anak PWK? Haha)
Menjelang kelas 3 SMA akhir, gue
terpaksa mencari jurusan lain karena gue nggak bisa ngisi seluruh pilihan di
form SNMPTN dengan pilihan arsitektur. Jadilah gue mulai melirik jurusan lain
yang hampir mirip sama arsitektur. Jurusan yang gue tahu pasti hampir mirip
dengan arsitektur itu adalah teknik sipil. Gue mengakui bahwa gue sangat lemah
dan malas sekali dengan itung-itungan berbau fisika, jadi sudah pasti teknik
sipil dihapus dari pilihan. Sampai pada akhirnya, suatu hari gue melihat di
penjelasan di web ITB mengenai SAPPK. Ternyata setelah masuk SAPPK, maba-maba
ini akan dipisah lagi menjadi arsitektur dan planologi. Sejak itulah gue
mengenal dan tertarik mengenai jurusan planologi atau PWK.
Setelah melewati berbagai ujian
hidup (Baca : SNMPTN, SBMPTN, SIMAK UI, UM-UM lain) dan hasilnya mengecewakan..
Belum, belum. Ujian hidup belum berakhir. Karena gue ini orangnya pantang
menyerah, gue masih nyoba ujian terakhir di bulan Agustus, namanya UMBPTN,
meskipun di ujian ini gue udah sangat pasrah apapun hasilnya.
Entah kenapa, seperti diarahkan oleh
Yang Maha Kuasa, gue meletakkan PWK di pilihan pertama dan Arsitektur di
pilihan kedua saat pengisian form UMBPTN. Alasannya, karena passing grade PWK
di kampus gue lebih tinggi dari passing grade arsitektur pada waktu itu.
Setelah melewati ujian dan tetek
bengeknya, pengumuman tiba. Yeah, akhirnya gue diterima juga. Seneng banget
rasanya waktu itu akhirnya masuk PTN. Tapi sedih juga sih, karena nggak sesuai
ekspektasi. Galau banget pokoknya waktu itu. Pake nangis-nangisan. Ya, setelah
beberapa kali sholat istikoroh dan melalui pertimbangan-pertimbangan lain,
akhirnya gue terima pinangan dari PWK untuk menjadi jalan hidup menuju
kesuksesan. Yeah, sepertinya saya memang sudah digariskan untuk berjodoh dengan
PWK, dan sepertinya saya tidak menyesal hingga detik ini. Wkwk.
Nggak usah ragu. Impresi awal
mengenai jurusan ini memang kayak, Apaan sih ini jurusan, kok kayaknya nggak
ngetop amat. Kenapa namanya planologi? Belajarnya apaan aja sih kalau masuk
jurusan ini? Kok katanya semuanya dipelajari? Ntar kerjanya apaan sih? Tenang,
perlahan semuanya akan jelas setelah kamu mulai kuliah, apalagi setelah kamu
dapat mata kuliah bernama Studio perencanaan. Nikmatilah kejayaanmu sebagai
anak PWK saat studio nanti. HUAHAHAHAHA.
Buat kamu yang suka tantangan, PWK
tempatnya. Entah itu tantangan untuk berbicara dan mempresentasikan hasil kerja
kamu di depan umum, entah itu tantangan untuk ngerjain laporan survey dan tugas
lain dalam rentetan deadline yang berdekatan, entah itu tantangan buat
mengenali dan mengatasi berbagai tipe-tipe manusia dalam sebuah tim, tantangan
untuk mendengarkan pendapat orang lain serta menahan ego dalam kerja tim, dsb
dsb, ya anak PWK di tuntut untuk bisa itu semua.
Buat yang udah keterima PWK tapi
masih ragu karena nggak sesuai sama cita-cita awal, nggak usah ragu. Yakinlah
bahwa rencana yang diberikan olehNya lebih baik dari rencana kita. Siapa tahu Tuhan
sedang menunjukkan jalan bahwa dengan kuliah di PWK kamu bisa jadi lebih sukses
daripada jika kamu kuliah di jurusan lain. Takdir kan gak ada yang tahu,
bosque. Wkwk. Bakal banyak banget juga momen-momen indah yang kamu laluin di
jurusan ini dan bikin kehidupan kampusmu antimainstream, kayak ngumpul di
basecamp bareng temen-temen buat nugas, pahit manisnya bikin berbagai jenis
peta (HAHAHA), ngerasain gak tidur bareng temen-temen kelompok buat bikin
rumusan isu strategis, analisis-analisis dan sebagainya, debat-debat sengit pas
kerja kelompok, rasanya di php-in sama orang-orang kedinasan, momen-momen
ngewawancarain warga, banyak pokoknya hal-hal yang mungkin nggak bisa dirasain
sama jurusan lain. Yo adik-adik, semangat SBMPTN dan UM-UM lain ya! Tak tunggu
kalian jadi bagian dari PWK.
Salam
Planners!
*tulisan ini pernah dimuat di https://issuu.com/petadasarfixbgt/docs/kompilasi_kisah_kenapa_saya_masuk_p
By the way, buat kalian yg baru jadi anak PWK, atau berminat jadi anak PWK, boleh banget cek web-nya komunitas jurnalistik mahasiswa PWK di petadasarfixbanget.com